Mengenai

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
I live in Semarang, Indonesia. Batik lover.

11 Februari 2008

Apa Enaknya Jadi Single Parent?

Menjadi single parent atau orangtua tunggal, bukanlah cita-citaku. aku sangat mencintai pria yang sudah bersedia hidup bersamaku dan memadukan cintanya sampai kami punya dua putri. Tapi apa mau dikata, manusia bisa berubah, demikian juga diriku. Bukan aku merubah menjadi benci dia, sama sekali bukan. Tapi aku merubah keputusanku, lebih baik aku hidup sendiri.
Memang tidak terbayangkan, bagaimana hidup sendiri- hanya dengan anak-anak. Untungnya, alhamdulillahnya, mantan suamiku adalah jurnalis yang sering meninggalkan rumah, membuat aku terbiasa memutuskan hal-hal penting di keluarga kecilku. Dia sering pergi ke luar kota, sehingga membuat aku tidak tergantung penuh padanya.
Pada saat aku menyampaikan padanya: aku punya hak untuk hidup bahagia, maka aku memutuskan bahwa kebahagianku tidak tergantung pada dia atau siapa pun. Pada saat itu pula, aku memutuskan bahwa masa depanku ada di genggamanku. Masa depan anakku harus kuutamakan.
Seiring berjalannya waktu,semakin yakinlah aku bahwa segala sesuatu di dunia ini ada yang mengatur. Saat kepepet, aku ga punya uang.. Allah mengirimkan rejeki lewat siapa pun yang mendatangiku. Bahkan pada saat aku berbisik, Tuhan, aku butuh teman cowo yang ngerti aku. Ngga tanggung-tanggung, Dia mengirimkan 4 cowo yang ‘melamarku’ untuk menjadi kekasihnya. Wah.. aku jadi malu, jadinya aku ngga minta apa-apa deh. Karena Dia pasti tahu apa yang aku inginkan.
Sangat tragis, jika seorang teman datang padaku dan mengeluhkan suaminya. Selalu balik aku bertanya: Kamu mau seperti aku? Enak lo, jadi janda karena ngga pusing ngurus suami. Tapi, kamu harus siap sendiri; tidur sendiri, mikir anak sendiri, mikir semuanya sendiri.
Akhirnya temanku bergidik, aku belum siap katanya. Kalau begitu, syukurilah apa yang ada di hadapanmu. Kalau punya suami, ya disayang. Bagaimana pun dia adalah pilihanmu.
Menjadi single parent adalah pekerjaan yang maha berat. Paling berat adalah menyeimbangkan mental dan psikologis anak. Jangan sampai kita memperburuk situasi dengan membuat anak menjadi tertekan atau malu oleh keadaannya. Kita harus menyemangati mereka agar tidak jadi patah semangat.
Dan jangan lupa, ibu atau ayah tunggal juga harus punya waktu untuk diri mereka sendiri. Sisihkan waktu untuk bersenang-senang. Misalkan berkumpul dengan teman lama, membaca buku, berjalan-jalan, atau kegiatan lainnya. Anak-anak pun harus diberi pengertian, agar mau memberikan sedikit waktu sehingga ibu atau ayahnya bisa melepaskan kepenatan setelah sehari-hari berkutat dengan masalah yang mungkin tidak bisa dimengerti anak.

Tidak ada komentar: